Rabu, 03 Oktober 2012

Ngentot Guru Matematika


Waktu aku kelas satu SMA ada guru matematika yang cantik dan sangat enak jika memberikan pelajaran. Namanya Asmiati umurnya dua puluh sembilan, kulitnya putih halus dan bodynya padat berisi terlebih lagi dia menikah pada usia dua puluh tujuh tapi sekarang janda karna suaminya meninggal waktu usia perkawinan mereka baru tiga bulan karna kecelakaan lalulintas. Yang aku senang dari Bu Asmi adalah jika mengajar ia sering tak sadar kalau bagian atas bajunya agak terbuka sehingga tali BH pada bagian pundaknya sering terlihat oleh aku yang jika pelajarannya selalu mengambil duduk di depan dekat meja guru. BH yang dia gunakan selalu warna hitam dan itu selalu menjadi tontonan gratisku setiap pelajarannya.

Pagi itu sekitar jam delapan lewat kami sudah dipulangkan karna akan ada rapat guru. Aku agak kesal karna pelajaran kedua matematika artinya aku gak bisa ngeliat pemandangan indah hari ini, dan untuk menghilangkan suntuk aku pun pergi main ketempat kawanku. Aku masih tak tahu aku akan dapat rejeki nomplok.

Sekitar jam sembilan lewat aku pergi pulang, dan pada saat lewat sekolah aku melihat Bu Asmi sedang menunggu angkot, aku pun mengajaknya
” mari saya antar Bu ” ajakku tanpa berharap dia mau
” tapi rumah ibu agak jauh ko ” ia mencoba menolak
” gak pa-pa kok bu, gak enak sama guru PPKN ” candaku
setelah berpikir sebentar akhirnya ia mau ” iya deh tapi ibu pegangan ya soalnya ibu pernah jatuh dari motor ”
” silahkan Bu ” setelah itu kau menjalnkan motorku dengan kecepatan sedang.
Tangan Bu Asmi yang berpegangan pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku, apalagi jika mengerem pada lampu merah aku merasa ada sesuatu yang empuk menekan dari belakang.

Sampai dirumahnya yang agak berjauhan dengan rumah-rumah yang lain aku disuruh masuk dulu. Dan ketika sudah duduk di sofa empuk Bu Asmi bicara
“ibu ganti baju dulu ya ko ”
setelah itu ia masuk kamar dan menutup pintu mungkin karna kurang rapat sehingga pintu itu terbuka lagi sedikit. Entah setan mana yang masuk kekepala ku sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip ke dalam. Di dalam sana aku bisa melihat bagaimana Bu Asmi sedang membuka satu persatu kancing bajunya dan setelah kancing terakhir ia tidak langsung menanggalkan bajunya, tapi itu sudah cukup membuat napasku membuat nafasku memburu karna kau bisa melihat kalau sepasang dadanya yang besar seperti hendak melompat keluar. Karna terlalu asyik pintu itupun terbuka lebar. Aku kaget dan hanya bisa mematung karna ketakutan. Bahkan penisku langsung mengkerut.

Melihat aku, Bu Asmi tidak terlihat kaget dan tetap membiarkan bajunya terbuka. Setelah itu ia mendekati aku
” kamu sering ngeliat BH ibu kan ” tanyanya didekat telingaku
” i..iya Bu ” jawabku ketakutan.
” kalau gitu ibu kasih kamu hukuman ” lalu ia menarikku dan didudukkan ditepi tempat tidur.
” sekarang kamu baring tutup mata dan jangan gerak kalo teriak boleh aja ” katanya dengan suara nafas yang agak memburu.
Aku pun menurut karna merasa bersalah. Lalu ia membuka retsleting celana sekolahku menurunkan CDnya dan mengelus-elus penisku dengan lembut, setelah penisku tegak lagi dia berjongkok dan menjilatinya.
“auh.. uh.. uuh ..” rintihku menahan kenikmatan semantara Bu Asmi sibuk dengan aktivitasnya
“ah .. mmhh.. Bu stop bu” rintihku karna aku merasa seperti mau meledak
Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi ranjang.

Rasanya seperti sedang melayang, ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur jadi satu. Bu Asmi lalu berdiri dan tersenyum
“gimana..lebih enak dari pada cuman liat khan..?” sambil kedua tangannya menjambak rambutku
“iya Bu enak sekali” jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.
Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, lalu membimbingku duduk ditempat tidur. Kami berpelukan dan Asmi kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tangannya menanggalkan seluruh pakaian ku, dengan tangkas aku mengimbangi gerakan tangan itu sehingga akhirnya kami sama sama tanpa pakaian. Bedanya aku telanjang bulat sementara Asmi masih memakai BH hitamnya karna memang sengaja tak ku lepas.

Asmi melepaskan ciuman dibibirku lalu mengarahkan kepala ku kebawah yaitu payudaranya, aku segera melepas BH nya dan mulai meremas-remas dadanya, sekali-sekali aku puntir putingnya sehingga ia melenguh panjang. Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung putingnya sambil digigit-gigit sedikit. Hasilnya hebat sekali Asmi bergoyang sambil meracau dengan kata-kata yang tak jelas. Setelah itu Asmi berdiri sehingga aku berhadapan dengan vaginanya, wangi yang baru pernah kucium itu membuatku bertambah panas sehingga kujilati semua permukaan vaginanya yang sudah banjir itu.

Setelah itu Asmi merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap kepalaku pahanya dibuka. Sehingga memudahkan aku menjilat dan memasukkan lidahku kedalam vaginanya dan menggigit-gigit bagian daging yang merah jambu. Sehingga tubuh Asmi semakin mengejang hebat
“sshh.. aahh.. terus ko” pintanya diikuti desah nafasnya.
Sekitar lima menit ku sapu vaginaya aku melepaskan dekapan pada kepalaku dan kembali mengulum bibirnya. Ia lalu meraih penisku
“masukkan ya ko udah gak tahan” katanya dengan terengah dan membimbing penisku menerobos goa miliknya yang tek pernah lagi merasakan penis semenjak suaminya meninggal.
Aku merasakan kenikmatan yang kebih hebat dibandingkan saat dimasukkan kemulutnya.
“slep..slep..slep” kuputar-putar didalam sambil mengikuti goyangan pantat Asmi. sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya.
“uh..ah..mm..ssh..terus ko..mmh” desahnya sambil meremas pantatku.
Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijit penisku, tak terasa sudah sepuluh menit kami “bergoyang”.
“ooh ..mmh.. ah udah gak kuat.. biarin aja di situ ko mmh ..” rintih Asmi terpejam.
Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karna juga merasakan sesuatu yang akan keluar.
“sshh..aarrgghh” jeritnya sambil mencengkram punggungku,
“aahh..aahh” desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot kedua puting susunya kuat-kuat secara bergantian.
Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku didalam vaginanya.Kami menikmati puncak orgasme sampai betul-betul habis, baru aku mencabut penisku setelah sangat lelah dan bebaring di sebelahnya sambil meremas dadanya pelan-pelan.

Kemudian dia menindihku dari atas dan bertanya “gimana hukuman dari aku ko ..??”
“enak Bu hukuman terenak didunia makasih ya”
“ibu yang terima kasih udah lama ibu bendung hasrat, hari ini dan seterusnya ibu akan tumpahkan kekamu semuanya” sambil mencium ku.

Setelah istirahat beberapa waktu kami kembali melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehnik dan gaya yang berbeda-beda. Tak terhitung berapa kali aku melakukannya sewaktu SMA yang jelas jika aku pulang kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi. 

Ngentot Tante Di Villa


kali ini akan kuceritakan pengalaman pribadiku dengan seorang tante teman ibuku yang aku angkat menjadi cerita dewasa. Namanya Tante yuni, tante yang sangat seksi dan juga begitu hot. Langsung saja sebelum kumulai pengalamanku ini jangan pernah bosan dengan selalu mengikuti i-dus.com. Ok deh gini ni ceritanya. “Dring .. teleponku berbunyi,hai anto kamu ada acara ngak pagi ini tanya tante yuni.

Dan aku menjawab ngak ada acara apa2 emang nya mbak yuni mau ajak kemana.gini loh anto,suami mbak lagi keluar kota bisa ngak dik anto menemmani tante ke puncak,udah lama tante ngak nengok2 villa ,
dan aku menjawab,nanti anto kabarin.mau minta ijin sama ibu dulu setelah mendapat ijin dari ibu,kemudian aku langsung menyetujui untuk berangkat puncak bersama tante yuni,kami berangkat2 bersama sopirnya tante yuni,



ilustrasi
aku mau bercerita sedikit tentang bagaimana aku bisa berkenalan dengan tante yuni,awalnya ada arisan keluarga dan tante yuni adalah teman baik ibuku,dan tante yuni termasuk yang termuda dalam anggota arisan ibu2,tante berumur sekita 34 thn tinggi badan tante sekitar 165 cm dada lumayan tidak terlalu besar sekita 34 pinggul lumayan juga tidak terlalu lebar badannya mulus sekali belom punya anak ,saat selesai arisan mau pulang mobilnya tidak bisa stater dan dia meminta ijin dari ibuku untuk mengantarnya pulang dan kebetulan suaminya dalam rangka tugas kantor sehingga aku yang diminta tolong mengantar pulang,sesampai dirumah aku ditahan tante yuni untuk menemani nonton tv kebetulan acara sinetron

tante yuni langsung kekamar berganti pakaian daster yang tipis dan tidak memakai bh sehingga dengan mudah bagi aku melihat kedua gunduk didalam daster,dan tante yuni duduk berhadapan dengan aku,sembali mengangkat kakinya kemeja tampa sengaja mataku melihat sekilah paha yang mulus, dan tampak menghadap kearah tempat dudukku,dan aku melilik sambil menebak apakah tante yuni tidak pakai celana dalam,dan mataku sebentar melilik dan sebentar mata menuju ke tv,dan sepertinya tante yuni mengetahui aku meliliknya dan tante yuni semakin sengaja membuka sedikit lebar pahanya sembari duduk menyenderkan kepalanya diatas sofa,mataku melilik dan sedangkan celanaku makin sempit dan sembari menahan tegang bergerak torpedoku dengan tangan kiriku aku membetulkan posisi torpedoku.saat tangan bergerak rupanya diperhatikan tante yuni dan tante yuni kelihatan senyum2.




dan tante yuni kemudian berkata kenapa anto lagi kepanasan ya bergerak2 terus,lalu aku menjawab dengan muka rada bersemu merah karena darah menjalar dengan kencang kemukaku sehingga terasa panas mukaku dan aku berkata menunduk mukaku,ngak tante eghnn….eehh.. eehh… dan aku ngak bisa menjawab
kemudian tante yuni bangun dari tempat duduk dan menghampiriku tante yuni mengambil remote tv dekat bangku dudukku, entah sengaja atau tidak dia terpeleset dan jatuh kepahaku dan tangan tidak sengaja menekan kena tepedoku aku kesakitan meringis menahan sakit dan tangannya buru diangkat tangannya dia kaget lalu betanya kenapa anto sakit ya maafkan tante ya,sembari menjululkan tangannya keselakanganku dan dipegang oleh tante yuni,dan tante yuni lalu berkata ini apa..an..koq keras2 banget,ini sakit ya.. sembari tangannya memijit2,sini tante urut biar sakitnya hilang,dan tante ngak bilang permisi langsung dibuka seletingku celanaku dan tangan meroggoh kedalam celana dalamku dan digenggam dengan erat sekali,dan tangan kanan megosok2 mengelus2 ujung kepala batangku,

dan aku sangat menikmati dan lupa dengan sakitnya,selagi tangan kirinya mengocok lalu tangan kanannya berpindah ketanganku dan ditarik ke dadanya,dan tante yuni kembali berkata ayo to…pegang aja punya tante, kamu maukan…aku langsung mejawab ,iya tante…
selagi mendapat akses,aku bertindak lebih jauh lagi kuturunkan kepalaku kujilat dadanya,dan tangan tante yuni mendekap lebih erat dan dia kembali mendesah terus to….diisap ya…to,,,,duh…enak banget, dan aku akan bertindak lebih lanjut lagi,kuelus2 perutnya setelah itu aku mau turunkan kepalaku keselankang pahanya tante,lalu tante berkata dikamar aja to..nanti diliat pembantu.


tante duduk diatas ranjang membuka paha untuk memancing nafsuku,sini to….naek keatas ranjang tante dah ngak tahan…

Cerita Dewasa Hot – kemudian kami berpindah kekamar tidurnya tante yuni,sesampai dikamar tante langsung buka baju dasternya dan dia duduk diatas ranjang dengan membuka kedua pahanya lebar2 dan aku lihat ternyata memeknya tante bersih tampa sehelai rambutpun aku aku bertambah nafsu melihatnya dan akupun tidak tinggal diam kubuka seluruh pakaianku setelah kami berdua terlanjang tante yuni lalu mendorong aku keranjang dengan posisi terlentang dan kemudian tante menurunkan kepalanya menjilat pusarku lalu terus turun sampai ke selakanganku dan tangannya mengenggam dan lidahnya menjilat di sekitar kepala kemaluanku aku mendesah bagaikan bayi minta ngedot,dan akupun tidak tinggal diam tangan ku memeras dan memirin pentil unjung susunya tantepun langsung beraksi lebih jauh,batang torpedoku dimasuk kemulut dikulum turun naik sembari menjilat dan kepalanya kekiri dan kekanan aku menikmati diisap kuluman kemaluanku oleh tante yuni

tante menjilat batangku kemaluanku
sssttt…enak banget batangmu….

lalu aku menurunkan kepalaku dan kucium dan terasa bau ciri khas wanita dan aku langsung menjulurkan lidahku lalu aku jilat ujung kelentitnya dan jariku tetap kutusuk keluar masuk tante yuni kembali medesis ssstttt…ssssttt….aku mendengar tante yuni mendesis aku tahu tante yuni sudang hampir kepuncak kenikmatan akupun tetap menjilat lebih cepat dan juga aku gigit pelan tante mendesis sssttt….lalu berkata antooo…cepatt masukinn…tante dah ngak tahan..cepattt..donggg…sayangg…dan akhirnya tante yuni bangun dan dia langsung menungging dan mengenggam batang kemaluanku lalu dituntun kearah vaginanya dan digosok2 kepala kemaluanku dibelahan vaginanya yang benar2 sudah basah dan licin sekali.


ilustrasi
akupun sudah ngak tahan lagi dan tanganku mengenggam buah pantatnya,lalu kuarahkan batang kemaluanku lalu kutekan blesss…berasa peret dan hangat sekali lobang tante yuni yang sudah sangat basah dan licin sekali,akupun memaju mundurkan pantatku dan diimbangi goyangnya pantat tante yuni bagaikan gangsing aku sangat menikmati dan didalam vagina tante yuni terasa seperti menyedot,dan aku berkata pada tanteee…memek tante enakkk..sekali…ogghhh….mendengar aku berkata enak lalu tante bergoyang pantatnya makin kencang dan aku berasa batang kemaluan terpendam dalam sekali dan berasa sepeti diurut seluruh batang kemaluanku aku benar2 terbang kelangit tujuh sstt….ogghh…..aku mendesis

tante sedang nafsu batang kemaluanku diarahkan ke vaginanya
aduhh…tante dah ngak tahan,tante masukin ya….

aku hampir kepuncaknya dan lalu aku cabut batang kemaluanku aku tidak mau cepat keluar,tantepun kerkata aduh…anto….koq dilepas sih, tante berkata kelihatan kecewa dan tante yuni berkata tante hampir dapet…akupun berkata iya…tante ganti posisi tante tadi anto..hampir keluar juga abisnya goyangan tante bikin anto ngak tahan…sekarang gantian tante di atas anto mau ngerasain goyang tante lalu tante mencubit pahaku dasar lelaki biasanya maunya terima beres takut keduluan keluar iya…akupun tersenyum dalam hatiku tahu juga nih tante.

ini gaya nungging yg paling kusukai
iyaa…terus..yang dalemm..dong sayang…

lalu tante kembali menjilat dan mengulum kemaluaanku yang baru kucabut dalam memeknya dalam keadaan berlendir, tante yuni pun menjilat tampa merasa jijik aku sangat sekali menikmati permainan tante, aku memeramkan mataku menikmatinya jilatannya setelah berselang beberapa menit lalu tante bangun lalu digenggam batang terpedoku lalu diarahkan kelobang vaginanya lalu ditekan sampai masuk tampa sejengkal batangku yang tersisa sampai kepangkalnya lalu tante yuni mengoyangkan pinggulnya memaju mundurkan pantatnya aku merasakan seluruh batang sepeti diurut selagi tante beraksi memutar pantat pinggulnya tanganku meremas buah dadanya dan jariku juga ikut memerintir ujung pentil susunya

tante yuni juga berkata anto…remes yang kencang dong… dan aku ikuti kemauan tante kuremas kedua buah dadanya dan batang kemaluaan ditancap dalam sekali dan tante akhirnya berkata terus anto…punya kamu koq enak banget, beda banget ama punya omm[suaminya], lalu aku berkata beda apanya tante…diapun menjawab beda batangnya punyamu panjang dan kepalanya helemnya besar banget terasa didalam memek tante seperti digaruk bagaikan ada yang nonjok2 , lalu kembali tante yuni mendesis dan berkata lagi anto…tante mau keluar nih…. ssstt….aku berkata jangan keluar dulu tante tungguin anto sebentar lagi, anto hampir nyampe, dan tante bergoyang pantatnya makin kencang akupun hampir tiba diujung puncak kenikmatan,



tante yuni sedang menikmati goyanganku sssttt….ougghhh…….enaknya batangmu to…..

lalu kudekap tubuh tante dan kubalik tubuhnya dan berganti posisi aku di atas dan tante yuni dibawah akupun berpacu dengan kencang kumajukan mundur pantatku bagaikan piston mobil dan selang beberapa menit tante yuni mendesis kembali..ssstttt….anto…tante dah mau nyampe…cepat to…bareng2 ya..akupun menjawab iya..tannn…anto juga mau nyampe…akhirnya jebol juga dan disusul dengan orgasmenya tante yuni dan batangku menyemprot crott..crott…crott…dan tante pun berteriak..aughh….eennakk…..aakhhh…..akhirny a aku dipeluk tante erat sekali dan dicium dan diapun berkata terima kasih iya anto kamu pintar deh puasin tante

mengalirnya lendir kenikmatan dari vaginanya tante yuni

lalu kami rebah tiduran di atas ranjang tante yuni dan diapun bercerita bahwa dari rumahku dia sudah memperhatikanku dan dia juga suka denganku dan tante yuni juga menceritakan tentang suaminya kalau main dengan tante dia paling suka anal,aku terbengong2 mendengar pengakuan tante yuni koq memeknya tante yuni enak koq mau2 aja yang di dubur apa enaknya aku bertanya kepada tante yuni dan diapun menjawab mula2nya ya sakit lama2 enak koq,dan apakah anto pernah mencobanya akupun menjawab blom pernah tante kan jijik masak dimasukin kelobang patatnya tante,dan tante berkata kembali apakah anto mau coba…aku diam sejenak lalu menjawab boleh juga akhirnya dan tante juga diam tetapi tangannya tetap mengenggam batangku yang masih lemas,dan dia tidak melepaskanya tante yuni sangat sabar dia tetap aja mengurut2 batangku selang beberapa menit akhirnya bangun kembali



ilustrasi

lalu tante bangun ranjang dia berjalan kemeja rias mengambil bungkusan kecil dan dia sobek ternyata sebuah condom lalu tante yuni menunduk kepalanya mengulum2 batang kemaluanku yang masih lengket karena peju tersebut setelah cukup lama tante memasang condom ke batang kemaluanku dan tante lansung celentang mengangkat tinggi kedua pahanya dan dia meludah ketangannya lalu di oles kelobang pantanya dan dia menarik tanganku sembari senyum sini to…coba masukin dih..biar kamu ngak penasaran

akhirnya kuikuti kemauan tante yuni kugenggam batang torpedoku kuarahkan kelobang duburnya yang dibasahi oleh ludahnya tante yuni,lalu kutekan pelan2 tante yuni memejamkan matanya dan mulutnya keliahatan sedang mengigit bibir bawahnya,dan kutekan kembali akhirnya masuk separuh dan kutarik lalu kutekan kembali lebih dalam dan tante yuni mendesis ssstttt….pelan2 ya to..lada perih sedikit tante yuni berkata dan aku menjawab kalau sakit jangan diterusin tante,aku merasa kasian sama tante yuni dan aku menjawab biar anto masukin aja kelobang memek tante aja,tapi tante tetap mau aku melanjukan,dan kutekan lagi lebih dalam akhirnya masuk keluruh batang torpedoku dilobang pantatnya dan yang kurasakan lobang pantatnya tante yuni lebih hangat dan mencengkram bila dibanding dengan vaginanya

kumasuki batang kemaluanku ke lobang analnya tante yuni
aduh to…pelan2 ya……


aku mendesah aghhh….enakkk..banget…lalu kumaju mundurkan pantatku dengan diiringi mengosok vaginanya dan ujung jarinya menekan masuk sampai kelobang memeknya tante yuni,aku tetap memajukan mundur pantaku dan tante yuni semakin cepat mengosok vaginanya dan mata sayu melirikku dan mulutnya sedikit terbuka lidahnya terjulur sedikit,aku melihatnya semakin terlangsang,selang beberapa lama tante yuni berkata anto…tante memeknya digosok koq semakin gatel….ya….terus anto…yang kencang…dengan batang terpedoku keluar masuk dilobang pantatnya akupun sangat menikmati terasa batang torpedo sesuatu akan terjang keluar aku berkata kepada tante yuni,tan..te…anto ngak tahan dah mo keeelluarrrr…..tantepun menjawab a..maaaa……tanteee…juga..mauu..keluarrr….aa gghhh…..aduhhhhh…nyammmpe…to…

setelah selesai anal lalu tante yuni mencabut kondom tersebut lalu dijilat dan ditelan lendir kenikmatan dihadapanku


akhirnya aku juga keluar berbareng dengan orgasmenya tante yuni dan aku dipeluk erat dan kakinya juga melingkar tubuhku setelah menjelang beberapa saat tante bangun dan masih duduk diranjang dan diraih batang kemaluanku dan di tarik keluar kondom dibatangku dan dipegang dengan dua jarinya diangkat kemukanya dan tante yuni mengulurkan lidahnya menjilat kondom tersebut menghadap keaku sembari kelilik kearahku lalu tersenyum,dan tantepun berkata ini cairan peju kamu sedap sekali tante suka koq kalau anto bisa negecrot dimulut tante,dan kata dokter kalau cairan peju sangat berprotein dan akupun berkata boleh pasti anto kasih kalau om pas ngak ada dirumah dan pasti datang dan kita bisa menikmati beberapa gaya lagi yang belom kita coba.

setelah jam menunjuk 12 malam dan hpku berbunyi ternyata ibuku telephon danibuku bertanya anto ada dimana dan aku menjawab dalam perjalanan pulang bu..dan hari berikutnya aku kepuncak menemani tante yuni dan kami melakukan beberapa gaya2 yang belom kami praktek,aku sangat puas dan menikmati bermain dengan tante yuni bila suaminya sedang keluar kota atau siang hari kalau sedang ngak kuliah

Pengalaman Gadis PKL


Kejadian ini adalah benar-benar kisah nyata yang sampai sekarang tidak pernah saya lupakan. Peristiwa ini terjadi sekitar bulan September 2000 dan merupakan pengalaman seks pertama saya yang paling berkesan. Sebelumnya, saya perkenalkan diri, waktu itu umur saya 27 tahun, masih single (bukannya tidak laku tetapi memang saya masih ingin bebas). Kata orang, wajah saya cukup ganteng dengan tubuh yang macho; tinggi, tegap, padat dan atletis. Bekerja di suatu instansi pemerintah di kota Surabaya. Bekerja pada Bagian Sekretariat yang mengurusi surat-surat masuk dan mencatat segala keperluan dinas atasan (sebagai sektretaris), juga mengetik surat-surat, karena memang saya cukup terampil dalam penggunaan komputer yang terkadang memberi pelajaran mengenai pengoperasian komputer di luar kantor.

Seperti biasanya, suatu instansi pemerintah selalu ada siswa-siswi yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang memang merupakan bagian dari kurikulum yang harus dijalani oleh setiap murid. Pagi itu sekitar pukul 09:00, saya sedang mengetik suatu nota untuk dikirim ke suatu instansi lain, saya didatangi oleh 3 siswi lengkap dengan seragam sekolahnya.

"Selamat pagi, Pak!" sapa mereka dengan kompak dan ramah.

"Pagi.., ada yang bisa saya bantu?" jawab saya dengan ramahnya.

"Begini Pak.., kami ingin menyakan apakah di sini masih menerima anak sekolah untuk PKL?"

"Oooh.. kalian dari sekolah mana?" tanya saya.

"Saya dari SMK X pak.. dan ini surat permohonan kami dari sekolah." kata mereka sambil menyerahkan surat.

Lalu saya baca, di sana tertulis nama-nama mereka, setelah selesai saya menatap mereka satu persatu.

"Coba, saya ingin tahu nama-nama kalian dan ketrampilan apa yang kalian miliki?" tanya saya sok pintar.

"Nama saya Devi Pak, yang ini Desy dan yang itu Susy Pak.." mereka juga menjelaskan bahwa mereka bisa menggunakan komputer walaupun belum terampil, karena di sekolahnya diberikan ketrampilan komputer.

Lalu saya pandangi satu persatu, si Devi memiliki postur tubuh yang agak kurus dengan bentuk wajah bulat dan memiliki bentuk payudara yang hampir rata dengan dadanya. Si Desy agak gemuk dan pendek tetapi memiliki payudara yang besar. Sedangkan yang satu ini memiliki postur tubuh yang agak tinggi dari teman-temannya, sangat cantik dan seksi, seperti bintang mega sinetron dengan bulu-bulu halus di tangannya. Warna kulitnya kuning langsat dengan wajah yang imut-imut dan bibir yang merah serta payudara yang montok, ukuran dadanya 34B. Wah.. pikiran saya jadi kotor nih (maklum namanya juga lelaki, apalagi kolektor bokep seperti saya, yang namanya pikiran ngeres sih sudah biasa). Umumnya mereka semua memiliki wajah yang cantik, kulit putih dan bersih.

"Begini ya adik-adik, kebetulan di sini memang belum ada yang PKL, tetapi akan saya tanyakan pada atasan saya dulu.." kata saya, "Nanti, seminggu lagi, tolong adik-adik ke sini untuk menunggu jawaban." lanjut saya sambil tidak henti-hentinya memandangi wajah mereka satu persatu.

Setelah berbasa-basi sedikit, akhirnya mereka pulang. Setelah itu saya menghadap atasan yang kebetulan sedang baca koran, maklum pegawai negeri kan terkenal dengan 4 D (datang, duduk, diam dan duit). Hanya saja atasan saya itu berbeda dengan para PNS lainnya. Beliau sangat disiplin dan rajin. Beda sekali dengan PNS-PNS kebanyakan. Setelah bicara ala kadarnya, atasan saya menyetujui dan sayalah yang disuruh memberi tugas apa yang harus mereka kerjakan nanti.

"Tolong, nanti kamu yang mengawasi dan memberi arahan pada mereka." kata atasan saya.

"Tapi jangan diarahin yang ngga-ngga lho.."

Saya agak bingung dibilang seperti itu, "Maksud Bapak??"

"Iya, tadi saya sempat lihat, mereka cantik-cantik dan saya perhatikan mata kamu nggak lepas-lepas tuh."

"Ah, Bapak bisa aja, saya ngga ada maksud apa-apa, kecuali dia mau diapa-apain." kata saya sambil bercanda dan tertawa.

"Dasar kamu.." jawab atasan saya sambil ketawa.

Walaupun dia atasan saya tetapi dalam keseharian, di antara kami tidak ada batas. Selain kami sama-sama tikus gym dan tenis maniak, kami sama-sama suka berburu daun muda untuk pelepas dahaga. Tak terhitung sudah berapa kali kami terlibat orgy seks bersama para daun muda, perawan atau tidak, yang kami kencani hampir di setiap akhir pekan di kawasan-kawasan wisata berudara sejuk.


***Tikus gym = orang-orang yang sering menghabiskan waktunya di gym demi tubuh yang indah, bak tubuh model kebugaran Indonesia, Ricky Daud.

Seminggu kemudian, mereka bertiga kembali ke kantor. Setelah itu saya jelaskan bahwa mereka bisa PKL di sini dan langsung mulai bekerja. Setelah itu Devi dan Desy saya tugaskan di bidang lain, sedangkan Susy, saya suruh membantu pekerjaan di ruangan saya. Kebetulan ruangan saya tersendiri. Memang sudah saya rancang sedemikian rupa agar selalu dapat menikmati keindahan tubuh Susy yang saat itu kelihatan cantik dan seksi dengan rok yang agak ketat di atas lutut. Lalu saya mengantar Devi dan Desy ke ruangan lain untuk membantu karyawan yang lain, sedangkan Susy saya suruh menunggu di ruangan saya. Setelah itu saya kembali ke ruangan.

"Apa yang harus saya kerjakan, Pak?" tanya Susy ketika saya sudah kembali.

"Kamu duduk di depan komputer.. dan ini tolong bantu saya mengetik beberapa nota." saya memberi beberapa lembar kertas kerja, "Dan tolong jangan panggil saya Bapak, saya belum bapak-bapak lho, panggil saja Mas Bimo." kata saya sambil bercanda.

"Baik Mas Bimo, tetapi tolong ajarkan saya mengetik, karena saya belum mahir menggunakan komputer."

Lalu saya mulai memberi arahan sedikit tentang cara mengetik sambil tidak henti-hentinya memandangi wajah Susy tanpa sepengetahuannya. Saya berdiri di sampingnya sambil menikmati. Sebentar-sebentar mencuri pandang ke arah payudaranya yang kelihatan dari atas karena kerahnya agak terbuka sedikit. Nampak sekali kelihatan belahan payudaranya yang putih mulus tertutup bra warna coklat muda. Apalagi ditambah dengan paha yang sangat seksi, mulus dan kencang, berwarna kuning langsat yang roknya naik ke atas ketika duduk. Tanpa disadari, kemaluan saya berdiri tegak. Pikiran kotor saya keluar, bagaimana caranya untuk bisa menikmati keindahan tubuh anak SMK ini.

Di hari pertama ini, saya hanya bisa bertanya-tanya tentang sekolah dan keluarganya dan terkadang bercanda sambil menikmati keindahan tubuhnya. Ternyata Susy adalah anak yang enak diajak bicara dan cepat menyesuaikan dengan lingkungan. Terkadang saya suka mengarahkan ke cerita yang porno-porno dan dia cuma tersipu malu. Selama itu, saya juga berpikir bagaimana caranya untuk merasakan kenikmatan tubuh Susy. Saya merencanakan untuk membuat strategi, karena besok atasan saya akan dinas ke luar kota, untuk kerjaan dan berburu daun muda seperti biasa. Berarti ini kesempatan emas untuk bisa bebas berduaan dengannya selama 2 minggu itu.

Pada hari ketiga, pagi-pagi Susy sudah datang dan kebetulan atasan saya sedang dinas ke Bandung selama 2 minggu. Seperti biasa, dia selalu menanyakan apa yang bisa dia kerjakan. Inilah kesempatan saya untuk melaksanakan rencana yang sudah disiapkan dengan pikiran kotor saya. Tekad saya kian bulat ketika melihatnya duduk di kursi, tanpa disadari atau disengaja, duduknya agak mengangkang, sehingga dapat terlihat jelas celana dalamnya yang berwarna putih di antara pahanya yang putih-mulus.

"Gini aja Sus, kebetulan hari ini kayaknya kita lagi ngga ada kerjaan.. gimana kalau kita lihat berita-berita di internet?" kata saya mulai memancing.

"Kebetulan tuh Mas Bimo, tolong dong sekalian ajarin tentang internet!" pintanya.

Nah kebetulan nih, "Beres.. yuk kita masuk ke ruangan atasan saya, karena internetnya ada di ruangan bos saya."

"Ngga enak mas, nanti ketahuan Bapak."

"Kan Bapak lagi dinas ke luar kota, lagian ngga ada yang berani masuk kok selain saya." jawabku sambil sebentar-sebentar melihat celana dalamnya yang terselip di antara pahanya.

Benda pusaka saya sudah tegang sekali, dan sepertinya Susy sempat melihat ke arah celana saya yang sudah berubah bentuk, tetapi cepat-cepat dialihkannya.

Lalu kami berdua masuk ke ruangan atasan saya sambil menutup, lalu menguncinya.

"Mas.. kenapa dikunci?" tanya Susy merasa tidak enak.

"Sengaja.. biar orang-orang menyangka kita tidak ada di dalam. Lagian kan nanti ganggu kita aja."

"Ih, Mas pikirannya kotor, awas ya kalau macam-macam sama Susy!" katanya mengancam tetapi dengan nada bercanda.

Lalu kami berdua tertawa, sepertinya dia tidak curiga kalau saya memang ingin macam-macam dengannya. Susy saya suruh duduk di kursi dan saya duduk di sebelahnya, di atas sandaran kursi yang diduduki Susy. Seperti hari-hari sebelumnya, saya dapat melihat dengan bebas paha dan payudara Susy tanpa sepengetahuannya. Agar Susy tidak curiga, saya mengajari cara membuka internet dan memulai langkah awal dengan melihat-lihat berita.

"Sus.. kamu tahu ngga kalau di internet kita bisa melihat cerita dan gambar-gambar porno?" tanya saya mulai memasang strategi.

"Tahu sih dari teman-teman, tetapi saya ngga pernah lihat karena memang tidak tahu cara menggunakan internet.. tetapi kalau lihat gambar gituan dari majalah sih pernah." katanya malu-malu.

"Nah ya.. anak kecil sudah ngeliat yang macam-macam." kata saya bercanda sambil memegang pundaknya dan dia diam saja sambil tertawa malu-malu.

"Kalau saya lihatin cerita-cerita dan gambar porno di internet mau ngga?" pinta saya.

"Mau sih, tetapi jangan dibilangin ke teman-teman Susy ya mas..!! Kan malu."

"Percaya deh, saya ngga bakalan nyeritain ke teman-teman kamu."

Lalu saya mulai membuka cerita porno di semprot.com. Lalu Susy mulai membacanya dengan penuh perhatian. Lama-kelamaan, saya lihat wajahnya agak menegang, sepertinya dia mulai terangsang membacanya. Terlihat wajah Susy agak berubah dan sedikit gemetar saat membacanya. Dengan perlahan-lahan saya mulai meraba pundaknya. Sengaja saya lakukan perlahan-lahan untuk memberikan rangsangan dan agar jangan terkesan saya ingin mengambil kesempatan. Nampaknya mulai berhasil karena dia diam saja. Sedangkan kemaluan saya yang sudah tegang menjadi semakin tegang. Setelah Susy membaca beberapa cerita lalu saya bukakan gambar-gambar porno.

"Iiih.. gambarnya vulgar banget Mas.." katanya.

"Itu sih belum seberapa, karena hanya gambar doang.." kata saya mulai memancing.

"Kalau kamu mau, saya punya filmnya." lanjut saya.

"Ngga ah, saya takut ketahuan orang." sepertinya dia masih takut kalau ada orang lain masuk.

"Percaya deh sama saya, lagian cuma film, kecuali kalau kita yang begituan...."

"Nah kan Mas Bimo mulai nakal.." katanya dengan nada menggoda dan membuat pikiran saya semakin jorok saja.

Lalu kami berdua tertawa. Kemudian saya membuka VCD porno yang memang sengaja sudah saya siapkan di dalam CD Room komputer. Saya mulai memutarnya dan beberapa saat terlihat adegan seorang wanita sedang mengulum kemaluan dua orang negro. Sedangkan kemaluan si wanita dimasuki dari belakang oleh seorang pemuda bule. Susy kelihatan diam saja tanpa berkedip, malah posisi duduknya mulai sudah tidak tenang.

"Kamu pernah lihat film beginian ngga Sus.."

"Belum pernah Mas, cuma gambar-gambar di majalah saja." jawabnya dengan suara agak gemetar.

Sepertinya dia mulai terangsang dengan adegan-adengan film tersebut.

"Kalau gitu saya matiin saja, ya Sus? Nanti kamu marah lagi.." kata saya pura-pura sok suci namun tetap mengelus-ngelus pundaknya.

"Aah ngga apa-apa kok Mas, sekalian buat pelajaran, tetapi Susy jangan di macem-macemin, ya Mas?"

"Iya.. iya.." kataku untuk menyakinkan, padahal dalam hati, si otong sudah tidak tahan.

Secara perlahan-lahan tangan saya mulai memegang dan mengelus tangannya, dia diam saja dan tidak ada tanda-tanda penolakan. Yang anehnya, dia diam saja ketika saya merapatkan duduknya dan saya pegang tangannya yang berbulu halus dan saya taruh di atas paha saya. Matanya tetap tertuju pada adegan film dan suaranya memang sengaja saya buat agak keras terdengar agar lebih nafsu menontonnya. Terdengar suara rintihan dan erangan dari di wanita, ketika kemaluannya disodok-sodok oleh si negro dengan kemaluaannya yang sangat besar dan panjang, sedangkan mulutnya dengan lahap mengulum batang kemaluan si bule.

Kini Susy semakin tidak tenang duduknya dan terdengar nafasnya agak berat bertanda nafsunya sedang naik. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan. Tangan Susy tetap berada di atas paha saya, lalu tangan kiri saya mulai beraksi membelai rambutnya, terus ke arah lehernya yang jenjang. Susy kelihatan menggelinjang ketika lehernya saya raba.

"Acchh.. Mas Bimo, jangan, Susy merinding nih.." katanya dengan nada mendesah membuat saya semakin bernafsu.

Saya tetap tidak peduli karena dia juga tidak menepis tangan saya, malah agak meremas paha saya. Tangan kiri saya juga tidak diam, saya remas-remas tangan kanan Susy dan sengaja saya taruh tepat di atas kemaluan saya.

"Sus, kamu cantik deh, kayak bintang film itu." kata saya mulai merayu.

"Masa sih Mas?" sepertinya dia terbuai dengan rayuan gombal saya. Dasar anak masih 17 tahun.

"Bener tuh, masa saya bohong, apalagi payudaranya sepertinya sama yang di film."

"Ih.. Mas Bimo bisa aja" katanya malu-malu.

Adegan film berganti cerita di mana seorang wanita mengulum 2 batang kemaluan dan kemaluannya sedang dijilati oleh lelaki lain. Tangannya semakin keras memegang paha dan tangan saya.

"Kamu terangsang ngga Sus?" tanya saya.

Dia menoleh ke arah saya lalu tersenyum malu, wah... wajahnya nampak kemerahan dan bibirnya terlihat basah, apalagi ditambah wangi parfum yang dipakainya.

"Kalau Mas, terangsang ngga?" dia balik bertanya.

"Terus terang, aku sih terangsang, ditambah lagi nonton sama kamu yang benar-benar cantik," rayu saya, dan dia hanya tertawa kecil.

"Saya juga kayaknya terangsang Mas," katanya tanpa malu-malu.

Melihat situasi ini, tangan saya mulai meraba ke arah lain. Perlahan-lahan saya arahkan tangan kanan saya ke arah payudaranya dari luar baju seragam sekolahnya. Sedangkan tangan kiri, saya jatuhkan ke atas pahanya dan saya raba pahanya dengan penuh perasaan. Susy semakin menggelinjang keenakan. Mulus sekali tanpa cacat dan pahanya agak merenggang sedikit.

"Aaahh, jangan Mas, Susy takut, Susy belum pernah beginian, nanti ada orang masuk mass.. oohh.." katanya sambil tangan kanannya memegang dan meremas tangan kanan saya yang ada di atas pahanya yang sedang saya raba, sedangkan tangan kirinya memegang sandaran kursi.

Terasa sekali bahwa Susy juga terangsang akibat saya perlakukan seperti itu, apalagi ditambah dengan adegan film siswi Jepang yang cantik bertubuh seksi seperti Susy, yang disodok vaginanya dari belakang oleh seorang gurunya, seorang lelaki Jepang berusia setengah baya bertubuh kekar dan berisi seperti saya, di sebuah kelas.

Saya yang sudah tidak tahan lagi, tidak peduli dengan kata-kata yang diucapkan Susy. Karena saya tahu bahwa dia sebenarnya juga ingin menikmatinya. Tangan kanan saya makin meremas-meremas payudara sebelah kanannya.

"Oohh Maass.. jaangaan Maas.. ohh.." Susy semakin mendesah.

Tubuh Susy makin menggelinjang dan dia rapatkan tubuh serta kepalanya ke bukit dada saya yang kokoh. Tangan kiri saya pindah untuk meraba wajahnya yang sangat cantik dan manis. Turun ke leher terus turun ke bawah dan membuka dua kancing seragamnya. Terlihat gundukan belahan payudaranya yang putih dan mengencang di balik BH-nya. Tangan saya bermain di sekitar belahan dadanya sebelah kiri, saya remas-remas lalu pindah ke payudaranya yang sebelah kanan.

"Ooohh.. Maas Bimoo.. oohh.. jaangaann.. mmhh.." saya semakin bernafsu mendengar suara rintihannya menahan birahi yang bergejolak.

Dadanya semakin bergetar dan membusung ketika saya semakin meremas dan menarik BHnya ke atas. Terlihat putingnya yang kecil dan berwarna merah yang terasa mengeras. Tangan kanan saya yang sejak tadi meraba pahanya, secara perlahan-lahan masuk ke balik roknya yang tersingkap dan meraba-raba celananya, yang ketika saya pegang ternyata sudah basah.

"Ooohh.. Mass enakk.. teerruuss.. aahh.."

Kepala Susy mendongak menahan birahi yang sudah semakin meninggi. Terlihat bibir merah membasah. Secara spontan, saya cium bibirnya, ternyata dibalas dengan buasnya oleh Susy. Lidah kami saling mengulum dan saya arahkan lidah saya pada langit-langit bibirnya. Semakin tidak menentu saja getaran tubuh sintal Susy. Sambil berciuman saya pegang tangan kirinya yang di atas selangkangan dan saya suruh dia untuk meraba batang kejantanan saya yang sudah menegang dan kencang di balik celana panjang.

"Mmmhh.. mmhh.." saya tidak tahu apa yang akan dia ucapkan karena mulutnya terus saya kulum dan hisap. Segera saya lepas semua kancing seragamnya sambil tetap menciumi bibirnya. Tangan saya membuka BH yang kaitannya berada di depan, terlihat payudaranya yang putih bersih dan besar dan perutnya yang putih, mulus, kencang dan tanpa cacat. Saya raba dan saya remas seluruh payudaranya. Hal ini membuat sussy semakin menggelinjang. Tiba-tiba, Susy menarik diri dari ciuman saya.

"Mas.. jangan diterusin, Susy ngga pernah berbuat seperti ini." sepertinya dia sadar akan perbuatannya.

Dia menutupi payudaranya dengan seragamnya. Melihat seperti ini, perasaan saya was-was, jangan-jangan dia tidak mau meneruskan. Padahal saya sedang hot-hotnya berciuman dan meraba-raba tubuhnya. Tetapi birahi saya yang tinggi telah melupakan segalanya, saya mencari akal agar Susy mau melampiaskan birahi yang sudah sampai ke ubun-ubun.

"Jangan takut Sus, kita kan ngga akan berbuat jauh, saya cuma mau merasakan keindahan tubuh kamu."

"Tapi bukan seperti ini caranya."

"Bukannya kamu juga menikmati Sus?"

"Iya, tetapi Susy takut kalau sampai keterusan, Mas!"

"Percaya deh, Mas tidak akan berbuat ke arah sana."

Susy terdiam dan memandangi wajah saya, lalu saya membelai rambutnya. Saya tersenyum dan dia pun ikut tersenyum. Sepertinya dia percaya akan kata-kata saya. Film telah habis dan saya mematikan komputer. Saya berdiri dan secara tiba-tiba, saya mengangkat tubuh Susy.

"Maass, Susy mau dibawa ke mana?" dia berpegangan pada pundak saya yang bidang.

Baju seragamnya terbuka lagi dan nampak payudaranya yang montok.

"Kita duduk di sofa saja."

Saya angkat Susy dan saya pangku dia di sofa yang ada di dalam ruangan bos.

"Sus kamu cantik sekali.." rayu saya dan dia hanya tersenyum malu.

"Boleh saya mencium bibir kamu..?" dia diam saja dan tersenyum lagi. Semakin cantik saja wajahnya.

"Tapi janji ya Mas Bimo ngga akan berbuat seperti di film tadi?"

"Iya saya janji."

Susy terdiam lalu matanya terpejam.

Dengan spontan saya dekati wajahnya lalu saya cium keningnya, terus pipinya yang kiri dan kanan, setelah itu saya cium bibirnya. Ternyata dia membalas. Saya masukkan lidah saya ke dalam rongga mulutnya. Birahinya mulai bangkit lagi. Susy membalas ciuman saya dengan ganas dan nafsunya melumat bibir dan lidah saya. Tangannya meremas-remas kepala dan pundak saya. Ciuman berlangsung cukup lama sekitar 20 menit. Sengaja tangan saya tidak berbuat lebih jauh agar Susy percaya dulu bahwa saya tidak akan berbuat jauh. Setelah saya yakin Susy sudah lupa, tangan saya mulai meraba perutnya yang telah terbuka. Lalu perlahan-lahan naik ke payudaranya.

"Aaahh.. Mass teruuss.." desahnya.

Ternyata birahinya mengalahkan kekuatirannya. Dengan penuh kelembutan saya sentuh putingnya yang sudah mengeras.

"Aaahh.. aahh.. mmhh.." saya semakin meningkatkan kreatifitas saya.

Putingnya saya pilin-pilin. Tubuh Susy menggelinjang keenakan. Bibir saya turun ke bawah, saya jilati lehernya yang jenjang.

"Ooouuhh Mass, teruuss, enaak Maass." Susy terus mengeluh keenakan membuat libido saya makin meningkat.

Kemaluan saya terasa tegang sekali dan terasa sakit karena tertekan pantat Susy. Lalu saya rebahkan dia di sofa sambil tetap menciumi seluruh wajahnya. Lalu saya jilati payudaranya sebelah kanan.

"Maass Bimoo.." Susy berteriak keenakan.

Saya jilati putingnya dan saya hisap dengan keras.

"Aahh.. oouhh.. terruuss oohh.. enaakk."

Nampak putingnya semakin memerah. Lalu gantian putingnya yang sebelah kiri saya hisap. Seperti bayi yang kehausan, saya menyedot putingnya semakin keras. Susy makin menggelinjang dan berteriak-teriak. Tangan kiri saya lalu mulai meraba pahanya, saya buka pahanya, terus tangan saya meraba-raba ke atas dan ke arah selangkangannya. Jari saya menyentuh kemaluannya di atas celana dalam yang sudah basah.

Awalnya, "Oouhh Maass jangaann.." tetapi kemudian, "Oouughh Maass terruuss.."

Saya masukkan jari tangan saya ke mulut Susy, lalu dihisapnya jari saya dengan penuh nafsu.

"Mmmhh.." mulut saya terus tiada henti menghisap-hisap puting payudaranya secara bergantian.

Tangan saya terus menekan-nekan kemaluan Susy. Sambil saya hisap, tangan kanan meremas-remas payudaranya, sedangkan tangan kiri, saya masukkan jari telunjuk ke sela-sela celana dalamnya.

"Maass.. oohh.. janggaan oughh.. mmhh.." Susy terus mendesah-desah.



Tangannya meremas-remas sofa. Setelah puas meremas-remas payudaranya, saya pegang dan saya tuntun tangannya untuk memegang kemaluan saya yang sudah tegang di balik celana panjang. Tanggan Susy diam saja di atas celana saya, lalu tangannya saya dekap di kemaluan saya. Lama-kelamaan Susy mulai meremas-remas sendiri kemaluan saya.

"Oohh Sus.. enak Sus.. terus Sus.." walaupun kaku mengelusnya tetapi terasa nikmat sekali.

Jari tangan kiri saya pun terus meraba kemaluannya, terasa bulu-bulu halus dan masih jarang. Jari tangan saya tepat berada di atas vaginanya yang sudah sangat basah, saya tekan tangan saya dan jari telunjuk saya masukkan perlahan-lahan untuk mencari clitorisnya. Tubuh Susy semakin menggelinjang, pantatnya naik turun.

"Maass, jangan Maas.. Susy ngga kuat Maass.. ooughh.. aahh."

Saya tahu Susy akan mendekati klimak sebab tangannya mencengkeram erat kemaluan saya.

"Maass.. aahh.." tiba-tiba tubuh Susy mengejang hebat, tubuhnya bergetar kuat, tanda dia telah mencapai klimak.

Tubuhnya langsung lemas tidak berdaya, matanya terpejam. Saya kecup bibirnya dengan lembut, lalu matanya perlahan terbuka.

"Mas.. Susy sayang kamu."

"Saya juga sayang kamu Sus."

Saya kecup lagi bibirnya dan dia pun membalas sambil tersenyum. Saya lihat di payudaranya terdapat beberapa tanda merah bekas saya hisap.

"Ihh.. Mas nakal, tetek Susy dibikin merah.." dibiarkannya dadanya terlihat dengan bebas tanpa ditutupi.

"Habis tetek kamu montok dan gemesin sih.. besar lagi." kataku sambil mengusap wajahnya yang berkeringat.

"Mas, kok anunya ngga keluar cairan kaya di film tadi sih..?" tanyanya tiba-tiba.

Rupanya dia benar-benar belum mengenal seks. Kebetulan nih untuk melanjutkan jurus yang kedua.

"Kamu pengen punyaku keluar air mani?" tanyaku.

"Iya, Susy pengen lihat, kayak apa sih?"

Tanpa pikir panjang, langsung saja saya buka celana panjang dan CD saya. Langsung saja kejantanan saya keluar dengan tegaknya. Ukuran punya saya besar, keras dan panjang sekitar 20 cm, dengan lebar 5 cm. Susy tampak tertegun saat dia melihat perut saya yang sixpack. Matanya tampak terbelalak ketika melihat senjata saya yang sudah sangat ingin merasakan kenikmatan duniawi. Batang kebanggaan saya yang sudah 'berprestasi besar', menikmati nikmatnya kemaluan dan anus para wanita sejak saya kehilangan keperjakaan 7 tahun yang lalu. Kisahnya saya akan ceritakan lain waktu.

"Ya ampun Mas.. besar banget punya Mas.."

Saya raih tangan Susy dan saya suruh dia meraba dan mengocoknya. Tampak Susy agak gugup dan gemetar karena baru sekali melihat langsung dan memegang kontol laki-laki.

"Aah.. Sus enak banget, terus Sus.. ahh.."

Lama kelamaan Susy terbiasa dan merasa pintar mengocoknya. Saya remas-remas payudaranya.

"Mas, ahh.. Susy masih lemas.. ahh.."

"Sus, cium dong punyaku" pinta saya.

Langsung saja dia menciumi batang kejantanan saya, mungkin dia belajar dari film tadi.

"Terus Sus, emut Sus biar keluar aahh.. kamu pintar Sus.. emut Sus.." pinta saya lagi.

"Ngga mau, Susy ngeri, lagian ngga cukup di mulut Susy."

Posisi Susy duduk di sofa, sedangkan saya berdiri menghadap Susy.

Saya remas buah dada Susy, "Ahh Maass.."

Ketika dia membuka mulutnya, langsung saja saya masukkan batang kemaluan saya ke mulutnya dan saya keluar masukkan batang kejantanan saya.

"Mmmhh.. mmhh.." Susy sepertinya kaget, tetapi saya tidak peduli.

Lama-kelamaan justru Susy yang sekarang menyedot batang kejantanan saya.

"Aaahh.. Sus kamu pintar Sus.. terus ah.. enaak.."

Saya yang sudah ratusan kali berbuat seperti itu seharusnya masih bisa bertahan, tapi karena Sussy pintar sekali dalam melakukannya, jadinya mulai kewalahan. Sekitar 10 menit kemudian, saya hampir saja keluar, tetapi sekuat tenaga saya coba tahan. Susy rupanya sudah lupa diri, dia semakin bernafsu mengulum dan menyedot batang kemaluan saya, sedangkan kedua tangannya memegang pantat saya yang terpahat indah.

Cepat sekali dia belajar. Saya membungkuk dan kedua tangan meremas paha Susy, lalu saya buka kedua belah pahanya, Susy mengerti lalu merenggangkan pahanya sambil mengangkat pahanya. Segera saya buka resleting roknya dan saya angkat roknya sehingga nampak CD yang berwarna putih. Tangan kanan saya segera meraba dan menekan-nekan belahan vaginanya yang tertutup CD, sudah basah.

"Mmhh.. mmhh.." Susy menggelinjang dan terus mengulum-ngulum, tampak mulutnya yang kecil mungil agak kesusahan.

Saya buka baju seragam dan BH-nya, dia melepas kulumannya dan saya rebahkan tubuhnya di sofa panjang. Saya tarik roknya ke bawah sehingga tinggal CDnya yang tersisa, lalu saya membuka baju sehingga saya telanjang bulat alias bugil. Anehnya kali ini Susy tampak biasa-biasa meskipun dia melihat saya bugil. Seakan-akan dia sudah biasa dengan pemandangan ini.

Mata Susy terpejam, segera saya lumat bibirnya dan dia pun membalas. Tangannya kirinya tetap memegang batang kejantanan saya dan tangan kanannya meremas-remas pundak saya. Sedangkan tangan kanan saya membelai-belai rambutnya dan tangan kiri tetap meraba CD Susy yang sudah sangat basah. Saya masukkan tangan ke dalam CD-nya, terus turun ke bawah tepat di belahan vaginanya, lalu jari-jari saya bermain-main di belahan vaginanya yang sudah banjir.

"Aaahh Maass.. oughh.. ohh.." dia terus menggelinjang. Pantatnya naik-turun mengikuti gerakan tangan. Mulut dan tangan kanan saya langsung mengisap dan meremas-remas toketnya.

"Aaahh Maass.. teruuss.. aahhgghh.." desahnya.

Tangan Susy meremas-remas kontol saya yang sudah tegang segera ingin masuk ke sarangnya Susy. Segera saya buka celana dalamnya. Dan mulut saya mulai turun ke bawah mencium perutnya yang indah, dan perlahan-lahan saya ciumi bulu-bulu halus dan vaginanya. Tangan Susy meremas-remas rambut saya.

Saya buka belahan vaginanya dan nampak kelentitnya yang mungil berwarna merah. Segera saya jilat dan hisap kelentitnya.

"Aaagghh Maass oouhh.. oughh.." kepala Susy mendongak dan bergerak ke kiri dan ke kanan merasakan kenikmatan yang luar biasa yang baru sekali dialaminya, meskipun bagi saya, ini hal yang sangat biasa.

Saya sedot liang vaginanya yang masih perawan dan berwarna merah.

"Oouhh.. Mass, Susy ngga kuat mass.. oohh.. aahh.." tiba-tiba tubuh Susy bergetar hebat, pantat indahnya bergerak ke atas dan bergetar keras.

"Aaahh.." Susy mencapai klimaks yang kedua kalinya.

Saya hisap semua cairan yang keluar dari lubang vaginanya. Kemudian tubuhnya kembali lemas, matanya terpejam. Segera saya buka pahanya lebar-lebar dan arahkan batang kejantanan saya tepat di liang vaginanya. Susy merasakan sesuatu yang menekan kemaluannya. Matanya terbuka sayu dan lemas.

"Mas.. jangan maass, Susy masih perawan." katanya tetapi pahanya tetap terbuka lebar.

"Katanya Susy pengen ngelihat punya Mas keluar cairan."

"Iya, tetapi Susy ngga pernah beginian, Susy ngeri dan takut sakit.."

"Jangan kuatir, Mas pasti pelan-pelan."

Segera saya basahi batang kemaluan saya dengan ludah, setelah itu saya arahkan ke lubang vaginanya, setelah pas, perlahan-lahan saya tekan masuk, sempit sekali rasanya.

"Achh Mass sakit.." tampak wajahnya menahan sakit "Pelan-pelan Mas, sakit!" segera berhenti aksi saya mendengar keluhannya.

Setelah dia mulai tenang, saya tekan sekali lagi.

"Akhh.. Maass.. pelan-pelan." tangannya memegang sofa dengan kuat.

"Tenang Sus, jangan tegang, nanti juga enak."

Kemudian saya lumat bibir Susy, dan dia pun membalas, segera saya tekan lagi sekuat tenaga. Saya mencoba sekali lagi, lalu melenceng keluar. Tidak putus asa, saya coba lagi.

"Achh.. Mass Bimo, sakit!"

Saya tidak peduli dengan teriakannya, dengan lebih agak keras saya tekan kemaluan saya dan, "Bless.." torpedo besar saya masuk setengah, terasa ada yang robek di lubang kemaluannya, kepala Susy mendongak ke atas menahan sakit.

Saya diamkan beberapa saat, lalu saya tekan lagi dan masuklah semua batang kejantanan saya ke sarang Susy.

"Achh Mas.. sakiitt.. pelan-pelan Mas." saya berhenti sebentar, lalu saya coba masukkan lagi.

Semakin dia berteriak, semakin bertambah nafsu saya. Lalu saya tekan sekuat tenaga dan masuklah semua senjata keperkasaan saya. Saya keluarkan pelan-pelan dan saya masukkan lagi dan seterusnya.

"Ahh.. ahh.. Mass sakit.. teruuss ahh.. mmhh.."

Kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan. Rupanya dia mulai terangsang lagi.

Semakin lama, saya percepat goyangan. Tangan saya meremas-meremas payudaranya.

"Ohh Sus.. kamu cantiik Sus.."

"Mass, teruss Mass, akhh.. Susy ngga kuat Mass.. aghh.." pantatnya ikut naik turun mengikuti irama pantat saya yang naik turun.

Saya merasakan nikmat yang tiada tara. Tak terasa sudah setengah jam sudah kami bercinta, dan Susy pun sudah mencapai klimaksnya yang ketiga kalinya 15 menit yang lalu. Mulai terasa ada sesuatu yang kuat ingin keluar dari alat vital saya. Rupanya saya akan segera klimaks.

"Maass.. oougghh Mass, Susy ngga tahaan.. oughh Mas Bimoo.. aahh!" Susy berteriak histeris sambil tubuhnya bergetar dan pada saat yang bersamaan, air mani saya menyembur dengan deras ke dalam vagina Susy.

"Ooughh Sus saya keluaarr, oohh..."


"Crroootttt... ccrroootttt... cccrrroottttt...." sperma saya mengalir dengan kencang, tubuh saya bergetar dan berguncang hebat.

Tangan Susy mencengkeram erat pundak saya dan saya mendekap erat tubuh Susy yang putih mulus. Setelah itu kami berdua langsung lemas. Terasa ada sesuatu yang menarik-narik dan menjepit batang kejantanan saya. Terasa hangat batang kemaluan saya. Banyak sekali cairan yang keluar. Mata Susy terpejam merasakan kenikmatan yang keempat kalinya. Tubuhnya benar-benar tidak berdaya dan pasrah.

Tubuh kami tetap berpelukan dan kejantanan saya tetap di dalam kemaluannya. Saya ciumi bibir dan seluruh wajahnya. Setelah itu saya lepas tubuhnya dan dari lihat batang saya dan vaginanya ada cairan darah perawan yang menetes di bibir vagina dan sofa. Sesaat kemudian, nampak Susy menitikkan air mata.

"Mas.. kenapa kita melakukan ini, Susy sudah tidak perawan lagi.." dia terus mengeluarkan air mata.

Saya terdiam. Dalam hati timbul perasaan menyesal, mengapa saya sampai lupa diri dan betapa teganya telah menodai seorang gadis yang bukan milik saya, dan dia bukanlah gadis yang saya sering tiduri sebelumnya. Saya seka air matanya sambil mencoba menenangkannya, "Maafkan saya Sus, saya lupa diri, saya akan mempertanggung-jawabkan perbuatan saya Sus."

"Mas, peluk Susy Mas.." segera saya peluk dia dan cium keningnya. Dia pun memeluk saya dengan eratnya.

Tubuh kami masih bugil berselimurkan keringat,


"Susy sayang Mas Bimo."

"Saya juga sayang kamu." jawab saya.

Setelah itu dia tersenyum, tetapi air matanya tetap mengalir, saya seka air matanya. Setelah puas saling berpelukan, kami segera memakai pakaian. Bercak darah Susy mengenai sofa atasan saya. Saya ambil sapu tangan dan mengelap hingga bersih.

"Mas, Susy mohon jangan ceritakan ini pada siapa-siapa!"

"Saya ngga akan cerita pada siapa-siapa, ini adalah rahasia kita berdua."

Setelah semua rapih, kami kembali berpelukan. Setelah itu kami keluar dari ruangan bos. Tidak begitu lama, teman-temannya masuk dan mengajaknya pulang.

Besok paginya, Susy datang duluan dan ketika saya masuk, "Selamat pagi Mas." dia memberi salam.

Ah, senyumnya manis sekali, "Selamat pagi sayang."

Saya hampiri dia dan kecup keningnya lalu bibirnya. Dia membalas ciuman tadi. Ah, indah sekali hari ini.

Susy masih PKL 2 minggu lagi. Perbuatan kami kemarin bukan membuatnya insyaf, justru dia meminta agar kami melakukannya lagi di ruangan bos, di meja, di kursi, di balik pintu, dengan posisi berdiri atau doggie style, seperti yang pernah kami lihat di film BF.



Terkadang Susy saya suruh membolos dan janjian di hotel. Kami melakukannya bagaikan pengantin baru, dari pagi hingga sore. Ternyata Susy orang yang hiperseks dan gampang terangsang. Dia juga sangat menyukai pria bertubuh tegap dan kekar, terlihat dari seringnya dia mencupangi tubuh saya yang otot-ototnya bersembulan di sana-sini. Benar-benar kenikmatan yang tiada tara, jauh melebihi kenikmatan yang saya rasakan dengan para daun muda lainnya.


Setelah 2 minggu berlalu, mereka telah selesai PKL, hubungan mesum kami tetap berlanjut. Kisah ini berakhir dengan pernikahan kami, sesuai janjiku saat pertama kali bercinta dengannya. Kami pun hidup bahagia sebagai pasutri hingga saat ini.

Kado Ulang Tahun Dari Tante Ning


Barangkali aku ditakdirkan untuk selalu mempunyai skandal sex. Setelah berusaha setia selama 3 tahun menikah, ternyata akhirnya aku berselingkuh, bahkan dengan pembantu. Rasanya memang lebih nikmat kalau hubungan itu menyerempet-nyerempet bahaya. Semakin berisiko, semakin besar sensasinya. 

Sebelum aku menikah, pengalaman seksualku cukup banyak, sebagian besar pasti berisiko tinggi seperti itu. Antara lain: dengan dosen, dengan teman adikku, dengan pacar teman, dengan adik pacar, dan masih banyak lagi. Semua itu mungkin dipengaruhi oleh pengalaman pertamaku, perjakaku direnggut oleh perempuan yang masih terhitung tanteku sendiri, sepupu jauh ibuku. 

Itu terjadi ketika aku berumur 17 tahun, kelas 2 SMU. Sudah lama sekali, tapi kesannya yang mendalam membuat aku tidak akan pernah bisa lupa. Aku bahkan bisa mengingatnya dengan detil, dan kenangan itu selalu membuat aku terangsang. 

Aku memanggilnya Tante Ning. Orangnya baik, supel dan enak diajak ngobrol. Wajahnya sih relatif, tapi menurutku lumayan manis. Yang jelas, kulitnya putih mulus dan body-nya mantap. Waktu itu umurnya sekitar 25 sampai 30 tahun, punya satu anak laki-laki yang masih kecil. 

Keluarga Tante Ning tinggal di Surabaya. Dia sendiri tinggal di Jakarta selama satu tahun untuk mengikuti suatu pendidikan. Selama di Jakarta, dia tinggal di rumah kami. Kebetulan rumah kami cukup besar, dan ada satu kamar kosong yang memang disediakan untuk tamu. 





Sebenarnya Tante Ning itu bukan type perempuan yang nakal. Setahuku dia termasuk perempuan baik-baik, dan rumah tangganya pun kelihatan rukun-rukun saja. Tapi yang jelas dia kesepian selama tinggal di Jakarta. Dia butuh sex. Kebetulan di sini boleh dibilang cuma aku cowok yang dekat dengan dia. Jadi, kukira wajar kalau akhirnya affair itu terjadi. Lagipula, kukira Tante Ning memang termasuk perempuan yang besar nafsu sex -nya. 

Sejak peristiwa yang pertama, kami seperti ketagihan. Kami ML kapan saja, setiap ada kesempatan. Di kamar, di dapur, di kamar mandi, di hotel, di mana saja. Demi menyalurkan nafsuku yang seakan tak pernah surut pada Tante Ning, aku bahkan jadi sering bolos ataupun kabur dari sekolah, dan tanteku yang manis dan sexy itu selalu siap meladeniku. 

Akibatnya, tahun itu aku tidak naik kelas. Semua orang kaget, hanya Tante Ning yang maklum. Dia bilang, walaupun aku tidak naik kelas, tapi aku "lulus" sebagai laki-laki. Harus kuakui, Tante Ning adalah guruku yang terbaik dalam hal yang satu itu. 





Untungnya affair itu tidak berlanjut sampai ketahuan orang. Begitu Tante Ning kembali ke Surabaya, boleh dibilang hubungan kami berakhir, walaupun di awal-awal sesekali kami masih melakukannya (kalau Tante Ning datang ke Jakarta). 

Aku lupa, Tante Ning mengikuti pendidikan apa di Jakarta. Dia kursus sore hari dan pulangnya sudah agak malam, sekitar jam 8. Oleh karena itu, aku mendapat tugas menjemput naik motor. Awalnya sebel juga jadi "tukang ojek" begitu. Untung cuma 2 kali seminggu. Tapi, lama-lama aku malah senang. 

Kami cepat sekali menjadi akrab. Tante Ning tidak canggung-canggung lagi memeluk pinggangku bila kami berboncengan naik motor. Sesekali aku dapat merasakan tonjolan buah dadanya yang menekan empuk punggungku. Itu makanya aku jadi senang. Waktu itu terus terang aku belum punya pacar, jadi bersentuhan dengan perempuan adalah pengalaman yang sangat menyenangkan bagiku. 




Hari itu aku berulang tahun yang ke 17. Pagi-pagi sebelum berangkat sekolah, orang tua dan adikku memberi selamat. Cuma Tante Ning yang tidak. Aku jadi sebel. Apakah aku betul-betul cuma dianggap sebagai "tukang ojek" selama ini? Tapi ternyata dia memilih cara lain. Ketika aku sedang membereskan tas sekolahku di dalam kamar, Tante Ning masuk. Kukira dia mau memberi ucapan selamat, tapi ternyata tidak juga. Dia bilang, seharusnya sweet seventeen dirayakan secara khusus. "Nggak ada uang," jawabku asal-asalan. Tante Ning mengusap pipiku. 

"Nanti sore kita rayain berdua," katanya, suaranya pelan sekali. "Tante mau kasih kado spesial buat kamu." 

Aku jadi deg-degan. Di sekolah, pikiranku ngelantur tidak karuan, ulanganku jadi jeblok banget. Aku penasaran, apa betul Tante Ning mau memberi kado spesial. Entah kenapa, aku mulai membayangkan yang bukan-bukan. 

Karena tidak sabar, ketika jam istirahat aku ke telepon umum di seberang jalan. (Waktu itu belum ada HP). Di rumah cuma ada Tante Ning dan si Mbok. Aku hampir-hampir tidak bisa ngomong waktu denger suara Tante Ning yang merdu. Dengan lugu, akhirnya aku berterus terang bahwa aku penasaran. Kata Tante Ning, 

"Selama ini kamu baik sekali sama Tante. Jadi, kamu boleh minta apa pun yang kamu mau." "Kalau Tante sendiri mau kasih apa?" tanyaku. "Ya nanti dong!" "Nggak sabaran nih!" "Pulang aja sekarang kalau nggak sabar. Bisa kabur, kan?" "Tapi nanti aku ada ulangan!" "Ya udah, terserah kamu!" 

Aku jadi tambah penasaran. Obrolan di telepon membuat pikiranku bertambah jorok. Entah bagaimana, feeling-ku mengatakan bahwa Tante Ning "naksir" aku. Maka, tanpa berpikir panjang lagi, aku langsung pulang saat itu juga. Kukebut motorku. 



Tante Ning tersenyum ketika membukakan pintu. "Si Mbok baruuuuu aja ke pasar!" katanya tanpa kutanya, seperti memberi isyarat bahwa situasi rumah benar-benar aman untuk kami. Aku jadi tambah deg-degan. Pikiran jorokku bertambah. Lebih-lebih saat itu Tante Ning mengenakan daster yang potongannya rada sexy. 

"Kadonya mana?" tanyaku tidak sabar. "Nanti dulu dong!" jawab Tante Ning. Lalu aku disuruh menunggu di ruang duduk keluarga, sementara dia masuk ke kamar. Aku duduk di sofa sambil membuka sepatu. Tidak lama, Tante Ning keluar kamar, tapi aku tidak melihat dia membawa kado. Sambil memandangi dia berjalan ke arahku, aku berpikir, "Ngapain dia tadi masuk kamar?" Aku menemukan jawabannya beberapa saat kemudian, ketika kelihatan olehku kedua puting susunya membayang di balik daster. Rupanya di kamar tadi dia cuma membuka BH. Lalu, mana kadonya??





"Merem dong!" kata Tante Ning sambil duduk di sebelahku. Aku menurut, kupejamkan mataku. Jantungku semakin bergemuruh. Kurasakan kelelakianku mulai bangkit, anuku mulai mengeras. Lebih-lebih ketika kurasakan nafas Tante Ning dekat sekali dengan mukaku. Aku ingin membuka mata, tetapi takut. Maka aku terus memejamkan mata rapat-rapat, sampai kurasakan Tante Ning mengecup pipiku. Lembut sekali. Kiri dan kanan. 




"Itu kadonya?" tanyaku memberanikan diri beberapa saat kemudian. Tante Ning tersenyum. "Itu kado spesial dari Tante," katanya lembut. "Tapi kalau kamu mau yang lain, kamu boleh minta. Apapun yang kamu mau…." "Aa…aa…aku… tidak berani…" jawabku terbata-bata. "Padahal kamu kepingin sesuatu?" dia mendesak sambil merapatkan body-nya. Aku semakin deg-degan. Tonjolan toketnya yang montok menekan lembut lenganku. Aku tidak berani membalas tatapan matanya. "Bilang dong…" suara Tante Ning semakin lembut. Wajahnya semakin dekat, aku jadi semakin tidak berani mengangkat wajah. Sampai tiba-tiba kulihat tangannya merayap… meraba selangkanganku! 


Aku terkejut, bercampur malu karena ketahuan saat itu aku sudah "ngaceng". Aku tidak tahu bagaimana ekspresi Tante Ning waktu itu, karena aku tetap belum berani melihat wajahnya, tetapi yang jelas dia malah memijit-mijit tonjolan batang kemaluanku yang tentu saja jadi semakin keras. 

"Tante... aku..." Aku semakin tidak enak hati, sementara nafsuku semakin tinggi. "Vaaan, kamu udah gede sekarang….," bisik Tante Ning. "Udah 17 tahun, udah dewasa…" "Maksud Tante, aku boleh…." "Kamu boleh apapun yang kamu mau, Sayang!" 




Berkata begitu, Tante Ning menerkam mulutku dengan bibirnya. Aku sejenak terkejut dengan serbuan ganas mulut Tante Ning yang kian binal melumat-lumat mulutku, mendesak-desaknya ke dalam dengan buas. Sementara jemari kedua tangannya menggerayangi seluruh bagian kulit tubuhku, terutama pada bagian punggung, dada, dan selangkanganku. Tidak karuan lagi, aku jadi terangsang. Kini aku berani membalas ciuman buas Tante Ning. Nampaknya Tante Ning tidak mau mengalah, dia bahkan tambah liar lagi. Kini mulut Tante Ning merayap turun ke bawah, menyusuri leher dan dadaku. Kemeja seragamku entah kapan dibukanya, tahu-tahu sudah teronggok di lantai. Beberapa cupangan yang meninggalkan warna merah menghiasi leher dan dadaku. Lalu dengan liar Tante Ning membawaku turun ke karpet, dibukanya celana panjang abu-abuku, demikian pula celana dalamku dilucutinya dengan gerakan tergesa-gesa. Aku menjadi telanjang bulat. 



"Oohhh…. Ivaaan…., Tante nggak nyangka, punyamu bagus juga…." seru bergairah Tante Ning sambil memasukkan batang kejantananku ke dalam mulutnya, dan mulailah dia mengulum-ngulum, sesekali dibarengi dengan menyedot-nyedot. Sementara tangan kanannya mengocok-ngocok batang kejantananku, sedang jemari tangan kirinya meremas-remas buah kemaluanku. Aku hanya mengerang-erang merasakan sensasi yang nikmat tiada taranya. 

Pada satu kesempatan, aku berhasil mencopot daster Tante Ning, sehingga dia tinggal mengenakan celana dalam saja. Aku sangat terkejut saat melihat ukuran buah dadanya. Luar biasa besarnya. Bulat, montok, masih sangat kencang walaupun dia sudah beranak satu. Nafsuku jadi semakin tidak terkendali. Tanpa malu-malu, aku merintih-rintih sembari mengatakan bahwa aku merasa enak luar biasa. Sampai akhirnya kulihat Tante Ning menurunkan celana dalamnya sendiri. Dia bugil di hadapanku! Aku sempat berpikir waras, kami tidak boleh melakukan semua ini! Tapi waktu itu Tante Ning sudah menduduki kedua pahaku yang mengangkang. Kemaluannya yang berbulu rimbun tepat menempel di batang kemaluanku. Aku menelentang pasrah. 




"A..a..aku… tttakut, Tante…," kataku ketika kurasakan Tante Ning mulai menyusup-nyusupkan batang penisku ke dalam lubang vaginanya yang basah. Tante Ning tidak peduli, kurasakan ujung batang penisku sudah masuk. Tapi bagaimanapun Tante Ning mengalami kesulitan karena aku masih setengah hati. 

Tante Ning menciumi mukaku. Bibirku dilumatnya kembali, lalu lidahnya menjulur-julur menjilat-jilat. Sementara itu, tangan kanannya terus berusaha menjejal-jejalkan batang penisku ke dalam lubang surgawi miliknya. 

"Ivan, please..," desahnya di telingaku. "Kamu udah gede, kamu udah boleh, Van…" 

Entah bagaimana, nafsuku kembali berkobar. Batang kemaluanku yang tadinya mulai agak kendor karena aku ketakutan, kini kembali menegang keras. Tante Ning kegirangan, mukaku diciuminya dengan gemas. Pinggulnya bergerak-gerak sementara tangan kirinya terus menuntun batang kemaluanku memasuki vaginanya. Uhhh, nikmat luar biasa. Aku menggigit bibir. Sleeeppp… terasa batang kemaluanku melesak semakin dalam. Inci demi inci, sampai akhirnya masuk semua. Tante Ning merintih pelan menyebut namaku, "Ivvvaaaannnn….." 




Tanteku yang manis itu mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya. Maju, mundur, kiri, kanan, berputar-putar. Nikmatnya sungguh tidak terkatakan. Batang penisku serasa disedot dan dipelintir-pelintir. Aku belum pernah merasakan surga dunia senikmat itu, maka aku tidak tahan. Baru beberapa goyangan, tanpa dapat kucegah sedetikpun, aku "muncrat". Air maniku menyembur-nyembur entar berapa kali, menyirami vagina Tante Ning yang kurasakan berkedut-kedut. Itulah untuk pertama kalinya aku mencapai orgasme yang sesungguhnya, setelah sekian lama aku hanya dapat merasakannya dengan "ngocok" di kamar mandi. 

Aku tidak tahu bagaimana perasaan Tante Ning waktu itu. Aku juga belum mengerti bahwa waktu itu dia sangat kecewa karena birahinya tidak mencapai puncak. Yang jelas, kami sama-sama terdiam untuk beberapa saat. Perasaanku tidak karuan. Menyesal, takut, malu, campur aduk jadi satu. 

Tiba-tiba Tante Ning menangis sesenggukan. Aku jadi semakin tidak enak hati. Dengan sok gentle, aku memeluk tubuhnya yang telanjang dari belakang. Aku meminta maaf dan berusaha membujuk. Tapi kata Tante Ning, dia justru malu telah menjerumuskan aku. 




"Tapi aku nggak nyesel kok, Tante…," kataku. Tante Ning memalingkan mukanya menatapku. "Betul?" tanyanya. Aku mengangguk. Entah kenapa, tahu-tahu "anu"ku berdiri lagi. Kulihat muka Tante Ning memerah, dia pasti dapat merasakan karena batang penisku yang menegang itu menempel rapat pada pantatnya. Dia lalu membalikkan tubuhnya dan kami berpelukan. Entah siapa yang memulai, kami lalu berciuman bibir. Nafsuku berkobar-kobar lagi. 

Tante Ning mengajakku masuk ke kamar. Dengan tubuh bugil, kami berangkulan menuju kamar Tante Ning di belakang. Tiba di sana, Tante Ning rebah duluan di atas ranjang. Aku menyusul. Dua-tiga kali Tante Ning masih bertanya lagi, apakah betul aku tidak menyesal dan tidak menganggapnya sebagai perempuan murahan. Lalu kami berciuman bibir, lama dan penuh nafsu. Kurasakan batang kemaluanku sudah luar biasa keras, aku siap untuk meniduri tanteku sekali lagi. Tapi kata Tante Ning, kali ini aku harus sabar. Aku harus bisa membuat Tante Ning mencapai puncak kenikmatan seperti yang tadi kualami. Maka, dia mengajariku segala macam teknik merangsang birahi perempuan. 


Dimulai dari berciuman. Dia mengajariku cara-cara memainkan mulut dan lidah. Setelah kuikuti, ternyata memang lebih enak. Lalu dia menyuruhku menciumi lehernya. Aku berhasil membuat sebuah cupangan, tapi Tante Ning lekas-lekas mengingatkan bahwa cupangan di leher akan mudah ketahuan orang. Maka, dia minta aku mencupang toketnya. Tanpa diminta pun, aku akan dengan senang hati melakukan itu. Toketnya itu luar biasa bagus. Putih, besar, bulat, kencang dan padat. Aku mencium dan meremas-remas seperti tanpa rasa puas. Dan aku jadi tambah bernafsu karena perbuatanku itu membuat Tante Ning menggelepar-gelepar keenakan. Dia bahkan jadi seperti tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Mulutnya mulai mengeluarkan kata-kata jorok, di tengah-tengah desahan dan rintihannya. 

Aku sebenarnya sudah sangat tidak sabar, ingin segera memasukkan senjataku lagi ke dalam lubang surgawi Tante Ning. Tapi Tante Ning belum memberi isyarat untuk itu. Dia malah memintaku mencumbui selangkangannya dulu. 

"Sini, Sayang..., ciumin ini Tante …," pintanya sambil berbaring telentang dan membuka kedua belah pahanya lebar-lebar. 


Tanpa membuang waktu lagi, aku terus menyerudukkan mulutku pada celah vagina Tante Ning yang merekah minta diterkam. Benar-benat lezat. Vagina Tante Ning mulai kulumat-lumat tanpa karuan lagi, sedangkan lidahku menjilat-jilat deras seluruh bagian liang vaginanya yang telah dibanjiri lendir. Berulangkali kugelitik kelentitnya dengan ujung lidah sambil kukenyot dalam-dalam. Rambut kemaluan Tante Ning lebat dan rindang. Cupangan merah pun kucap pada seluruh bagian daging vagina Tante Ning yang menggairahkan ini. Tante Ning hanya menggerinjal-gerinjal kegelian dan sangat senang sekali nampaknya. Kulirik tadi, Tante Ning terus-menerus melakukan remasan pada buah dadanya sendiri sambil sesekali memelintir puting-putingnya. Berulang kali mulutnya mendesah-desah dan menjerit kecil saat mulutku menciumi mulut vaginanya dan menarik-narik daging kelentitnya. 

"Ooohhhhh, Ivvvaaannn..., enak banget, Sayaaang… Teruuss…., teruuuuussssss….. Please…, yaaaahhhhhh " 




Beberapa menit kemudian, aku merayap lembut menuju perut Tante Ning, dan terus merapat di seluruh bagian buah dadanya. Dengan ganas aku menyedot-nyedot puting payudaranya yang kini mengeras dan membengkak. Kembali kubuat beberapa cupangan di buah dadanya. Berulang kali jemariku memilin-milin gemas puting-puting susu Tante Ning secara bergantian, kiri dan kanan. Aku kini benar-benar tidak tahan lagi untuk menyetubuhi Tanteku. Tanpa menunggu komando dari Tante Ning, aku membimbing masuk batang kemaluanku pada liang vaginanya. 

Tapi Tante Ning masih sempat mengubah posisi. Seperti yang pertama, kembali dia berada di atas. Ternyata itu memang disengaja oleh Tante Ning karena posisi begitu lebih menguntungkan aku. Aku jadi lebih tahan, sebaliknya Tante Ning akan cepat mencapai orgasme. 





Benar saja. Tante Ning langsung menggenjot cepat karena rupanya dia sudah sangat keenakan dan hampir mencapai puncak. Aku menelentang saja sembari meremas-remas toket montoknya yang bergelantungan terkontal-kantil. Sesekali aku mengangkat pantat mengikuti komando Tante Ning. Tidak begitu lama, Tante Ning mengajakku segera membalik posisi. 




"Ooouhkk.. yeaaah... ayoo.. ayooo... genjot Vaaannn..!" teriak Tante Ning saat merasakan batang kejantananku mulai menikam-nikam liar vaginanya. Dalam posisi di atas, gerakanku lebih leluasa. Aku semakin meningkatkan irama keluar masuk batang kemaluanku. Tante Ning hanya berpegangan pada kedua tanganku yang terus meremas-remas sepasang buah dadanya. Kedua kakinya mengangkang lebar, pinggulnya terangkat-angkat seirama dengan hunjaman batang kemaluanku. 

"Blesep... sleeep... blesep..!" suara senggama yang sangat indah mengiringi dengan alunan lembut. Tante Ning mendesah, mengerang, dan merintih-rintih. 

"Aaaarghh…, enak sekali, Ivaaannnn….., Tante suka kontol kamuhhh… Terus, Sayaaang…, teruuuussssss….., ssssshhhhhh….., aaaaarrggghhhhh…." 

Aku semakin bersemangat, kusodok-sodokkan batang penisku semakin kuat dan cepat. Itulah nikmat bersetubuh yang pertama kali kurasakan. Aku masih belum bisa bertahan lama saking enaknya. Hanya beberapa menit, puncak klimaks itu kucapai dengan sangat sempurna, "Creeet... crooot... creeet..!" 

Pada saat hampir bersamaan, tubuh Tante Ning mengejang, pinggulnya terangkat tinggi-tinggi. 

"Oooorrrrgghh.. sssssshhhhh... aaarrrgghhhh..," seru Tante Ning menggelepar-gelepar ketika menggapai puncak kenikmatannya. "Tanteeehhh.……." "Oooohhhh, Ivaann…. Teken terus, Vaan, Tante masih enak…, teken terus, yaahhh…" "Ivan kayak mimpi, Tante….," bisikku polos. "Hm-mm, Tante juga, mimpi di surga… Peluk Tante, Sayang…" 




Selanjutnya, dengan batang kemaluan yang masih tetap menancap erat pada vagina Tante Ning, aku jatuh tertidur. Tante Ning juga. Kami baru terbangun ketika si Mbok pulang dari pasar.